
Gerakan Tutup Mulut tidak hanya terjadi pada anak usia 12 bulan saja, lho, Bunda. Semakin bertumbuh, perlahan anak mulai bisa memilih makanan apa saja yang disukai dan yang dapat ia nikmati. Belum lagi jika si kecil sudah aktif berjalan atau lari-larian, anak akan mudah kabur saat diberikan makanan yang sedang tidak ingin ia makan. Nah, saat anak susah makan, Bunda perlu memberi perhatian lebih kepada si kecil, salah satunya dengan memberikan Vitamin Anak Susah Makan agar anak tetap mendapatkan gizi yang cukup.
Menghadapi balita yang susah makan tentunya menjadi tantangan tersendiri untuk Ayah dan Bunda. Sangat penting juga untuk mengatur strategi dan memiliki kesabaran. Jangan sepelekan kondisi anak yang susah makan ya Bunda, jika dibiarkan hal ini akan berdampak negatif pada masa pertumbuhan sekaligus perkembangan si kecil. Supaya hal ini tidak terjadi, Ayah dan Bunda harus tahu, nih, penyebab dan tips mengatasi balita yang susah makan. Simak ulasannya di bawah ini.
Penyebab Balita Susah Makan
- Pemilih Makanan, semakin bertambah usia, anak sudah mulai bisa memilih dan memiliki preferensi makanan yang membangkitkan seleranya. Akibatnya anak cenderung memilih makanan berdasarkan yang ia senangi, bahkan bisa menolak makanan yang rasanya tidak sesuai dengan seleranya. Terkadang, hal ini juga terjadi karena ada masalah di mulutnya, seperti sedang sakit sariawan, anak cenderung tidak ingin makan makanan yang keras.
- Terlalu Banyak Mengkonsumsi Cemilan, juga bisa menjadi penyebab anak susah makan. Jika si kecil sering diberikan cemilan yang memiliki rasa manis dan asin yang bersifat mudah mengenyangkan, anak akan cenderung menolak saat diberikan nasi karena tidak nafsu makan.
- Bosan dengan Cara Makan yang Biasa, seringkali terjadi pada usia balita. Pada usia tersebut, anak senang mengeksplorasi lingkungan sekitar mereka, sehingga ada masanya anak bosan dengan cara makan yang itu-itu saja. Biasanya anak ingin makan sambil melihat keadaan di luar rumah atau sambil menonton TV, atau bosan dengan cara makan yang selalu disuapi oleh orang tuanya.
- Merasa Tertekan, dalam parenting indonesia, Sarah Remmer seorang ahli nutrisi anak-anak dan keluarga menjelaskan bahwa balita sangat mudah merasakan adanya tekanan. Hindari mengawasi berapa banyak makanan yang ia lahap, menyodorkan piring lebih dekat dengannya atau bahkan mencoba menyuapi selagi ia berusaha menyendok sendiri.
- Gangguan Pencernaan Anak, bisa menjadi pertanda sehingga anak menjadi susah makan. Tidak nyaman pada bagian perut, mual, dan gangguan lainnya bisa mempengaruhi nafsu makan a
Tips Mengatasinya:
- Bunda harus bisa kreatif dalam menyajikan makanan, meski bahan masakan yang digunakan sama, tapi harus dibuat berbeda dalam segi tampilan dan rasa dari yang disajikan kemarin.
- Kenali pertanda pada anak, seperti mengantuk atau kekenyangan. Jika anak sudah bisa diajak berkomunikasi, tanyakan apakah ada ketidaknyamanan yang dirasakan pada bagian tubuhnya, terutama pada perut.
- Buat dan aturlah jadwal makan secara konsisten dengan menerapkan 3 kali makan berat dan 2 kali snack time.
- Beri ruang untuk anak mengeksplorasi piringnya. Jangan mengintervensi anak untuk menghabiskan lauk atau nasinya dahulu.
- Sebaiknya kondisikan anak pada situasi yang membuatnya fokus pada makanannya, jangan makan sambil menonton TV atau bermain gadget agar tidak mengganggu proses makannya.
- Hindari menyetok makanan cepat saji atau camilan di rumah.
- Buatlah suasana lingkungan yang nyaman saat anak akan makan atau bisa makan bareng bersama sanak keluarga
- Gunakan perlengkapan makan dengan gambar dan warna yang Ia sukai.
Itulah penyebab dan tips mencegah susah makan pada balita. Jangan lupa untuk rutin menimbang berat badan si kecil untuk memastikan bahwa asupannya terpenuhi sesuai usianya.